KOMPAS.com - Harga mata uang virtual Bitcoin terus merangkak naik. Pada akhir pekan ini, nilai sekeping Bitcoin
tercatat sudah menembus kisaran 2.000 dollar AS atau lebih dari Rp 26
juta di sejumlah bursa seperti Coinbase dan Kraken.
Nilai tersebut
merupakan yang tertinggi selama ini. Sebelumnya, pada Maret lalu,
Bitcoin telah melewati harga emas yang ketika itu sebesar 1.236 dollar
AS per tray ounce.
Dengan harga 2.000 dollar per keping, total nilai BItcoin yang beredar (market cap) berada di kisaran 32,92 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 438 triliun, seperti dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Minggu (21/5/2017).
Namun, Bitcoin dikenal kerap kali mengalami fluktuasi nilai tajam karena tidak diregulasi oleh otoritas seperti bank sentral. Mata uang virtual ini pertama kali menembus harga 1.000 dollar AS pada 2013.
Tak
lama setelahnya, karena berbagai faktor termasuk kebangkrutan bursa
terbesar Mount Gox, nilai Bicoin terjun bebas hingga hanya 400 dollar AS
per keping.
Bitcoin kembali menyentuh kisaran 1.000 dollar AS
pada akhir tahun lalu dan semenjak itu menunjukkan kecenderungan terus
naik, sebagaimana ditampilkan dalam sebuah grafik yang dilansir oleh
Coindesk.
Bitcoin sendiri merupakan mata uang virtual alias cryptocurrency
yang bisa ditukarkan dengan barang dan jasa atau uang sungguhan di
bursa-bursa Bitcoin, dengan harga yang disepakati untuk tiap kepingnya.
Sistem moneter Bitcoin berjalan di jaringan global yang terdiri dari komputer-komputer penggunanya secara peer-to-peer. Jaringan komputer tersebut sekaligus memproses jalannya transaksi antar pengguna atau institusi pengguna Bitcoin.
Sebagai
ganti sumberdaya komputasi yang digunakan untuk memproses transaksi
Bitcoin, pengguna yang mengalokasikan tenaga komputernya untuk keperluan
tersebut akan mendapatkan Bitcoin baru. Proses ini pun turut dikenal
dengan sebutan mining alias "menambang" Bitcoin.
Rahasia Dasyat Peningkatan Uang Pendapatan klik dibawah ini..